Jadwal Petugas Tata Tertib

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

GEMA Newsletter

Gereja Maria Kusuma Karmel dalam Berita

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Sabtu 27 April 2024

Bacaan Liturgis – Pekan IV Paskah, Sabtu, 27 April 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 13:44-52

  • Mazmur Tanggapan: Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4.

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, sabda Tuhan. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 14:7-14

Renungan Singkat : Minta Sesuatu dalam Nama Yesus

Saudari dan saudara yang dikasihi Tuhan, salam sehat dan selalu dalam berkat dari Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah. Apakah hari ini, Sabtu terakhir dalam bulan April, sudah Anda tandai dengan doa? Anda sudah berdoa apa hari ini? “Berdoa apa” yang saya maksudkan adalah bentuk doa yang mana, yang Anda gunakan dalam berdoa hari ini? Sebab, dalam Gereja Katolik kita mengenal beberapa bentuk doa.

Dalam Katekismus Gereja Katolik disebutkan ada lima bentuk doa, yaitu: doa berkat dan penyembahan, doa permohonan, doa syafaat, doa syukur dan doa pujian (No. 2626-2643). Dari kelima bentuk doa tersebut, saya mengajak Anda untuk memfokuskan pada doa permohonan.

Perihal doa permohonan, “Dalam Perjanjian Baru kita temukan pelbagai kata untuk permohonan: memohon, meminta, meminta dengan sangat, menyeru, menjerit, berteriak, malahan juga ‘bergumul dalam doa’. Tetapi ungkapan yang paling biasa dan paling cocok adalah ‘memohon’” (Katekismus Gereja Katolik, No. 2629).

Kata “memohon” (kata kerja), jika dikaitkan dengan “permohonan” (kata benda) memang paling biasa dan paling cocok untuk menyebut “doa permohonan”. Sedangkan jika digunakan kata “meminta” menjadi aneh jika dalam bentuk kata benda dipakai untuk menyebut “doa permintaan”. Memang paling cocok menyebut “doa permohonan” bukan “doa permintaan”. Namun, untuk penggunaan kata kerja, kata “meminta” atau “minta” juga tidak aneh dari segi rasa bahasa.

Yesus sendiri memakai kata “meminta”, seperti dapat kita jumpai dalam Yoh 15:7, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”

Juga dalam Injil hari ini, dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus memberi pengajaran penting

perihal doa permohonan dengan menggunakan kata “minta” dan “meminta”. Kata Yesus kepada para murid-Nya, “Apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya” (Yoh 14:13-14).

Dalam janji-Nya, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa setiap doa yang dinaikkan atau disampaikan atau dimohonkan atau diminta dalam nama-Nya akan dikabulkan atau lakukan. Apa yang akan Yesus lakukan? Doa apa yang akan Yesus kabulkan? Renungkan baik-baik kata-kata Yesus dalam Injil hari ini (ay. 13-14). Tampak jelas bahwa bukan semua doa akan Dia kabulkan, tetapi bahwa semua doa yang dinaikkan atau disampaikan atau dimohonkan atau diminta dalam nama-Nya, dalam nama Yesus, akan dikabulkan.

Oleh sebab itu, hal yang menjadi ujian setiap doa permohonan adalah: Apakah aku melakukannya dalam nama Yesus? Apakah aku dapat meminta sesuatu kepada Yesus dalam nama-Nya? Dapatkah aku berdoa dalam nama Yesus. Sebab, tidak ada orang yang berdoa, misalnya untuk membalas dendam seseorang atau untuk mencelakakan seseorang akan Yesus kabulkan. Yesus tidak bisa diajak bekerja sama atau diminta bantuan-Nya dalam kejahatan. Sebab, misi Yesus adalah misi kasih, misi keselamatan bagi umat manusia.

Para saudara, dalam hal doa permohonan, kita perlu jujur dan bertanya diri, dapatkah aku menyampaikan doa permohonan ini dalam nama Yesus? Pantaskah aku berdoa untuk tujuan mencelakakan seseorang dan memintanya dalam nama Yesus? Sekali lagi, Yesus tidak bisa diajak berkolaborasi dalam hal kejahatan. Oleh karena itu, jika ingin dikabulkan, mintalah kepada Yesus dalam nama-Nya untuk hal-hal yang baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Memang, “Setiap kebutuhan dapat menjadi pokok doa” (Katekismus Gereja Katolik, No. 2633). Sebab, “Kristus yang telah menerima segala sesuatu, menebus segala sesuatu, dimuliakan oleh permohonan yang kita ajukan kepada Bapa dalam nama-Nya” (Ibid.). Namun, dalam hal ini, tidak untuk doa permohonan yang bertujuan jahat atau tidak baik atau untuk mencelakakan orang lain.

Melalui pengajaran Yesus hari ini, kita perlu membangun habitus, suatu kebiasaan baik untuk menyampaikan doa permohonan kepada Bapa dalam nama Yesus atau kepada Yesus dalam nama-Nya. Kita meminta kepada Bapa dalam nama Yedsus atau kepada Yesus dalam nama-Nya; selain itu, juga dalam semangat kerendahan hati dan tulus, berani membiarkan doa permohoan terkabul bukan menurut kehendak diri pribadi sebagai pemohon tetapi, “Jadilah kehendak-Mu!”

Para saudara sekalian, orang yang menginginkan permohonannya terjadi menurut kehendak Bapa atau Yesus, Putra-Nya, dan telah melakukannya dalam nama Yesus adalah pendoa hebat. Seperti dikatakan oleh Paus Fransiskus, “Perempuan dan laki-laki hebat dari Allah adalah para pendoa permohonan yang hebat” (Seruan Apostolik Sukacita Injil, No. 283). Ya, mereka adalah para pendoa permohonan yang hebat, jika memintanya dalam nama Yesus. Yesus sendiri akan mengabulkannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak, yakni Yesus Putra-Nya. 

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Alleluia!" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm