Renungan Harian

Renungan Harian 08 Mei 2024

Bacaan Liturgis – Pekan VI Paskah, Rabu, 08 Mei 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 17:15.22-18:1

  • Mazmur Tanggapan: Surga dan bumi penuh dengan kemuliaan-Mu.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seoang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 16:12-15

Renungan Singkat : Peranan Roh Kebenaran

Saudari dan saudara yang dikasihi Tuhan, Yesus Kristus yang kita ikuti dan imani adalah seorang Guru yang bijaksana. Ia memahami betul kemampuan para murid-Nya. Ia tahu seberapa banyak porsi atau kemampuan para murid-Nya untuk menerima pengajaran-Nya. Ia bisa mengukur seberapa banyak mesti memberikan ajaran-ajaran-Nya kepada para murid-Nya. Ia adalah Guru yang tahu ukuran.

Seperti dalam Injil hari ini Yesus berkata, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya” (Yoh 16:12). Masih banyak hal yang harus disampaikan kepada para murid-Nya. Namun, Yesus tahu bahwa mereka belum dapat menerimanya sekaligus dan menanggungnya. “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,” kata Yesus, “Ia akan….” (ay. 13-14).

Yesus menjelaskan tentang peranan Roh Kebenaran terhadap para murid, apabila Ia datang. Pertama, di dalam diri para murid Yesus, Roh Kudus berperan sebagai Roh Kebenaran (Yoh 14:17); Ia akan memimpin atau menuntun mereka kepada seluruh kebenaran (ay. 13), yaitu segala sesuatu yang didengar-Nya dari Yesus tentang apa yang diterima dari Bapa, itulah yang akan dikatakan-Nya. Dalam hal ini kata kerja “didengar-Nya” merupakan kata yang penting untuk dipahami. Itulah sebabnya, “Ia tidak akan berkata-kata dari Diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya” (ay. 13).

Kedua, Roh Kebenaran akan meresapi para murid Yesus dengan intuisi kenabian, yaitu dengan memberitakan hal-hal yang akan datang (ay. 13). Seperti telah dikatakan Yesus, “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas” (Yoh 3:34). Roh-Nya, Roh Kebenaran, itu akan mengajarkan kepada para murid Yesus tentang perkara-perkara yang akan datang, tentang kedatangan-Nya yang kedua dan juga mengenai hal-hal lain yang tidak diberikan Yesus waktu Ia ada di tengah-tengah mereka.

Ketiga, Roh Kebenaran akan memuliakan Yesus (ay. 14). Roh Kebenaran bekerja untuk memuliakan Yesus, Anak Allah. Ia memberi kesaksian kepada manusia tentang Yesus, bukan tentang Diri-Nya sendiri. Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran tidak menarik perhatian orang kepada Diri-Nya dan perbuatan-Nya, melainkan kepada Yesus dan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Dengan cara itulah Ia memuliakan Yesus.

Keempat, dengan disertai oleh Roh Kebenaran yang tinggal di dalam diri para murid (Yoh 14:17; 20:22), Roh Kebenaran itu akan memampukan mereka untuk menyelami lebih penuh maksud sesungguhnya dari ajaran Yesus. Dengan begitu, mereka akan mampu memberi pengajaran kepada “dunia” untuk menjadi penyembah-penyembah benar, yang akan menyembah Allah yang adalah Roh, dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24).

Contoh, ketika Paulus berada di Atena, Yunani, ia berdiri di atas Areopagus dan berkata, “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya; Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia. Ia juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup, napas dan segala sesuatu kepada semua orang” (Kis 17:22-25).

Melalui pengajaran yang dibimbing oleh Roh Kebenaran, Paulus mengajak orang-orang di Atena untuk menjadi penyembah-penyembah Allah dalam roh dan kebenaran, bukan lagi kepada dewa-dewa. Kepada Allah yang tidak dikenal ini Paulus berusaha menggerakkan mereka “supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah dikatakan juga oleh pujangga-pujanggamu: sebab kita ini dari keturunan Allah juga” (ay. 27-28).

Kelima, Roh Kudus sebagai Roh Kebenaran akan mengajar kita untuk mengakui Allah sebagai Bapa. Sebab, “Oleh Roh itu,” yang dimaksudkan adalah Roh Allah atau Roh Kebenaran, “kita berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!” (Rom 8:15; bdk. Gal 4:6). Selain itu, kita juga bisa mengakui Yesus sebagai Tuhan. Sebab, “Tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus” (1Kor 12:3).

Para saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita senantiasa membuka diri bagi Roh Kudus yang juga adalah Roh Kebenaran agar peranan Roh Kebenaran makin nyata dalam hidup kita sehari-hari, baik dalam relasi yang makin mendalam dengan Allah (sebagai Bapa) maupun dengan Yesus (sebagai Tuhan).

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]